Konsep Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Ekonomi
A.
Pertumbuhan
Ekonomi
Konsep
dan Tujuan Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan setiap tahunoleh
suatu negara yang diukur menurut harga pasar yang berlaku di suatu negara.
Tujuan
mempelajari perhitungan pendapatan nasional untuk melihat kemajuan masyarakat
dan negara serta melihat pemerataan pembangunan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran, untuk memperoleh taksiran akurat nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara dalam satu tahun, untuk mengkaji dan
mengendalikan faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian suatu
negara, untuk membantu merencanakan dan melaksanakan program pembangunan
negara.
Manfaat
mempelajari perhitungan pendapatan nasional, yaitu dapat mengetahui struktur
ekonomi suatu negara, dapat membandingkan perekonomian suatu negara;
masyarakat; dan keluarga dari waktu ke waktu, dapat membandingkan perekonomian
antar daerah, dapat menghitung atau memperkirakan pendapatan pribadi atau
keluarga dalam satu periode.
Konsep
dari pendapatan nasional sendiri seperti Pendapatan Nasional Bruto (PNB),
Pendapatan Nasional Neto atau Net
National Income (NNI), Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI), Pendapatan yang siap di belanjakan atau Disposable Income (PI). Kemudian metode
perhitungan pendapatan nasional ada beberapa cara yaitu dengan pendekatan
pendapatan, pendekatan produksi, dan pendekatan pengeluaran. Pendapatan
nasional berkaitan erat dengan pertumbuhan nasional. Pertumbuhan nasional yang
terus menerus sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan
ekonomi terjadi ketika adanya kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang.
Teori pertumbuhan ekonomi
dikategorikan menjadi 2 yaitu teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori
pertumbuhan ekonomi klasik dan neo klasik. Teori pertumbuhan ekonomi historis
terdiri dari beberapa ahli yaitu Werner Sombart (1863 - 1947), Friedrich List
(1789 - 1846), Karl Butcher (1847 - 1930), W. W Rostow (1916 - 1979). Teori
Klasik dan neo klasik juga terdiri dari dua yaitu klasik dengan para ahli Adam
Smith dan David Ricardo, teori neoklasik dengan para ahli Robert Solow dan
Harrord Domar.
B.
Struktur
Ekonomi Indonesia
Struktur perekonomian adalah
komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan
usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder, dan tersier.
4
Tinjauan Struktur Ekonomi
1.
Tinjauan
makro-sektoral, perekonomian dapat berstruktur seperti
agraris,industrial atau niaga tergantung pada sektor produksi yang menjadi
tulang punggung perekonomian bersangkutan.
2.
Tinjauan
keruangan, perekonomian dinyatakan berstruktur
tradisional dan modern bergantung pada apakah wilayah pedesaan atau perkotaan.
3.
Tinjauan
penyelenggaraan kenegaraan, perekonomian yang
berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis bergantung pada siapa atau kalangan
mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan.
4.
Tinjauan
birokrat pengambilan keputusan, pengambilan keputusan
dapat dibedakan menjadi sentralistis dan desentralistis.
Teori
Perubahan Struktur Ekonomi
Teori Hollis Chenery (Teori transformasi struktural atau pattern of development), yaitu berfokus
pada perubahan struktur ekonomi di negara berkembang yang mengalami transformasi
dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai penggerak utama
pertumbuhan.
Kenaikan produksi sektor mamnufaktur
berasal dari kontribusi 4 faktor:
a.
Kenaikan permintaan domestik
b. Perluasan
ekspor
c. Substitusi
impor
d. Perubahan
teknologi
Kelompok negara berkembang mengalami
proses transisi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda sebagai akibat
dari perbedaan antarnegara:
1. Kondisi
dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
2. Besarnya
pasar dalam negeri
3. Pola
distribusi pendapatan
4. Karakteristik
industrialisasi
5. Keberadaan
SDA
6. Kebijakan
perdagangan luar negeri
Potret Pertumbuhan Ekonomi dan
Struktur Ekonomi Indonesia
A.
Potret
Perekonomian Indoensia
Potret perekonomian Indonesia
ditinjau dari pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi pasca reformasi dengan
mengunakan analisis kuadran growth and
share.
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia selama satu dekade terakhir berada dalam tingkat yang stabil yaitu
dikisaran 5-6% per tahun. Namun, pertumbuhan ini tidak diiringi dengan
pengelolaan indikator-indikator makroekonomi lainnya yang berpotensi menurunkan
dampak tumbuhnya ekonomi dan dampak trickle-down
effect dari pertumbuhan ekonomi tidak serta merta memberikan pengaruh
positif yang stabil terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
B.
Analisis
Kuadran dan Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor
1. Sektor Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan
Dalam sektor tersebut
pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi atau growth
serta share-nya adalah pada tahun
2008 (4,203%) di kuadran I. Kondisi ini dipengaruhi oleh keputusan pemerintah
yang menitikberatkan fokus pada pengembangan sektor pertanian karena menganggap
ketahanan pangan sebagai prasyarat utama kestabilan ekonomi dan politik. Adapun
pertumbuh ekonomi yang paling rendah growth
dan share-nya adalah pada tahun 2000
(1,887%) di kuadran III. Kondisi ini disebabkan karena pemerintah mengurangi
dan menghapus bea masuk impor beras.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kondisi pertumbuhan ekonomi
tertinggi growth dan share-nya adalah tahun 2008 di kuadran
II. Dikarenakan peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyerapan
tenaga kerja dengan asumsi terjadi peningkatan investasi ekspor. Ekspor akan
menghasilkan devisa yang dapat digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan
barang modal yang diperlukan dalam pertambangan, dan menjadi industri yang
menunjang perekonomian Indonesia.
3. Sektor Industri Pengolahan
Kondisi pertumbuhan
ekonomi paling tinggi growth dan share-nya adalah tahun 2012 di kuadran
I. Kondisi ini tidak lepas dari kegiatan produksi disektor industri manufaktur.
Pertumbuhan ekonomi terendah growth
dan share-nya adalah tahun 1999 di
kuadran III. Disebabkan oleh masih adanya sisa dampak krisis moneter tahun
1998, di mana industri manufaktur sangat terpukul karena banyaknya kredit macet
yang menyebabkan kebangkrutan.
4.
Sektor
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Berdasarkan data yang
terdapat di BPS pertumbuhan yang paling tinggi growth dan sharenya adalah pada
tahun 2009. Kontribusi terbesar dari sector ini adalah 14,29%. Namun,
pertubuhan ekonomi mulai melambat akibat menurunnya kinerja ekspor neto dan
membengkaknya belanja Negara terutama subsidi energi.
5. Sektor Bangunan
Kondisi pertumbuhan
ekonomi sector bangunan yang paling tinggi growth dan sharenya adalah tahun
2010. Kondisi ini terjadi karena pada saat itu pemerintah merencanakan
peningkatan pasar kontruksi yang didorong oleh upaya pemerintah mempercepat
pembangunan infrastruktur di tanah air. Sementara itu kondisi yang paling
rendah tahun 1999 yang menunjukkan bahwa sector bangunan pada tahun tersebut
merupakan yang terburuk.
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
Kondisi pertumbuhan ini
yang paling tinggi growth dan sharenya yaitu tahun 2011 yang terjadi karena
pada saat itu aktivitas perekonomian Indonesia cukup tinggi sehingga terjadi
peningkatan perdagangan baik di tingkat besar maupun eceran yang
masing-masingnya mengalami peningkatan, yang kemudian diikuti oleh subsector
hotel dan restoran. Sedangkan titik terburuk pada tahun 1998-1999 karena krisis
ekonomi.
7.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ketujuh dalam
pendapatan nasional adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Menurut data
dari BPS kondisi pertumbuhan ekonomi sektor pengangkutan dan komunikasi pada
periode 1998 – 2014 yang paling tinggi terjadi pada tahun 2008, kondisi ini
terjadi karena pada tahun 2008 sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan
kontribusi yang yang paling banyak karena sejalan dengan perbaikan
infrastruktur yang terus dilakukan pemerintah, namun pertumbuhan paling rendah
terjadi pada tahun 1999 dikarenakan terjadinya krisis moneter di tahun
sebelumnya.
8.
Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
Sektor kedelapan yaitu
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, yang menurut data BPS periode
1998-2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008. Kondisi ini terjadi
karena pada tahun 2008 masyarakat mulai aktif dalam kegiatan keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 1999 perekonomian Indonesia kurang
baik disebabkan oleh terjadinya krisis moneter pada tahun sebelumnya.
9.
Sektor Jasa
Sektor kesembilan yaitu
sektor jasa yang menurut data dari BPS periode 1998 – 2014 menunjukkan adanya
pertumbuhan ekonomi sektor jasa yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011, pertumbuhan
sektor jasa lebih cepat daripada sektor industri.
C. Potret
Struktur Ekonomi Periode 1998-2014
Struktur
Ekonomi dari Tinjauan Makro-Sektoral
Berdasarkan
tinjauan makro-sektoral, perekonomian suatu Negara dapat berstruktur agraris, industri
atau niaga. Struktur perekonomian Indonesia pada tahun 1990-an masih agraris
namun sekarang sudah berstruktur industri. Terdapat tiga faktor utama yang
mempengaruhi perubahan struktur ekonomi yaitu sektor primer, sekunder, dan
tersier. Pada periode 1998-2014 sektor yang paling baik kontribusinya terhadap
PDB yaitu sektor sekunder, walaupun
begitu sektor tersier terlihat mulai meningkat setiap tahunnya seiring dengan
perkembangan teknologi. Bertolak belakang dengan sektor sekunder, sektor
primer mengalami penurunan yang pada
orde baru baik namun menurun seiring dengan berkembangnya sektor sekunder
Sumber:
Machmud, Amir. (2016). Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
No comments:
Post a Comment