Friday, March 22, 2019

Konsep Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Ekonomi


Konsep Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Ekonomi
A.    Pertumbuhan Ekonomi
Konsep dan Tujuan Pendapatan Nasional
            Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan setiap tahunoleh suatu negara yang diukur menurut harga pasar yang berlaku di suatu negara.
            Tujuan mempelajari perhitungan pendapatan nasional untuk melihat kemajuan masyarakat dan negara serta melihat pemerataan pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran, untuk memperoleh taksiran akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam satu tahun, untuk mengkaji dan mengendalikan faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara, untuk membantu merencanakan dan melaksanakan program pembangunan negara.
            Manfaat mempelajari perhitungan pendapatan nasional, yaitu dapat mengetahui struktur ekonomi suatu negara, dapat membandingkan perekonomian suatu negara; masyarakat; dan keluarga dari waktu ke waktu, dapat membandingkan perekonomian antar daerah, dapat menghitung atau memperkirakan pendapatan pribadi atau keluarga dalam satu periode.
            Konsep dari pendapatan nasional sendiri seperti Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional Neto atau Net National Income (NNI), Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI), Pendapatan yang siap di belanjakan atau Disposable Income (PI). Kemudian metode perhitungan pendapatan nasional ada beberapa cara yaitu dengan pendekatan pendapatan, pendekatan produksi, dan pendekatan pengeluaran. Pendapatan nasional berkaitan erat dengan pertumbuhan nasional. Pertumbuhan nasional yang terus menerus sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi terjadi ketika adanya kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
            Teori pertumbuhan ekonomi dikategorikan menjadi 2 yaitu teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neo klasik. Teori pertumbuhan ekonomi historis terdiri dari beberapa ahli yaitu Werner Sombart (1863 - 1947), Friedrich List (1789 - 1846), Karl Butcher (1847 - 1930), W. W Rostow (1916 - 1979). Teori Klasik dan neo klasik juga terdiri dari dua yaitu klasik dengan para ahli Adam Smith dan David Ricardo, teori neoklasik dengan para ahli Robert Solow dan Harrord Domar.
B.    Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder, dan tersier.
4 Tinjauan Struktur Ekonomi
1.     Tinjauan makro-sektoral, perekonomian dapat berstruktur seperti agraris,industrial atau niaga tergantung pada sektor produksi yang menjadi tulang punggung perekonomian bersangkutan.
2.     Tinjauan keruangan, perekonomian dinyatakan berstruktur tradisional dan modern bergantung pada apakah wilayah pedesaan atau perkotaan.
3.     Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan, perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjuis bergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan.
4.     Tinjauan birokrat pengambilan keputusan, pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi sentralistis dan desentralistis.
Teori Perubahan Struktur Ekonomi
Teori Hollis Chenery (Teori transformasi struktural atau pattern of development), yaitu berfokus pada perubahan struktur ekonomi di negara berkembang yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai penggerak utama pertumbuhan.
Kenaikan produksi sektor mamnufaktur berasal dari kontribusi 4 faktor:
a.      Kenaikan permintaan domestik
b.     Perluasan ekspor
c.      Substitusi impor
d.     Perubahan teknologi
Kelompok negara berkembang mengalami proses transisi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda sebagai akibat dari perbedaan antarnegara:

1.     Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
2.     Besarnya pasar dalam negeri
3.     Pola distribusi pendapatan
4.     Karakteristik industrialisasi
5.     Keberadaan SDA
6.     Kebijakan perdagangan luar negeri


Potret Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Ekonomi Indonesia
A.    Potret Perekonomian Indoensia
Potret perekonomian Indonesia ditinjau dari pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi pasca reformasi dengan mengunakan analisis kuadran growth and share.
                                Ŷ = a +b (t)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama satu dekade terakhir berada dalam tingkat yang stabil yaitu dikisaran 5-6% per tahun. Namun, pertumbuhan ini tidak diiringi dengan pengelolaan indikator-indikator makroekonomi lainnya yang berpotensi menurunkan dampak tumbuhnya ekonomi dan dampak trickle-down effect dari pertumbuhan ekonomi tidak serta merta memberikan pengaruh positif yang stabil terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan.

B.    Analisis Kuadran dan Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor
                                Ŷ = a +b (t)
1.      Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Dalam sektor tersebut pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi atau growth serta share-nya adalah pada tahun 2008 (4,203%) di kuadran I. Kondisi ini dipengaruhi oleh keputusan pemerintah yang menitikberatkan fokus pada pengembangan sektor pertanian karena menganggap ketahanan pangan sebagai prasyarat utama kestabilan ekonomi dan politik. Adapun pertumbuh ekonomi yang paling rendah growth dan share-nya adalah pada tahun 2000 (1,887%) di kuadran III. Kondisi ini disebabkan karena pemerintah mengurangi dan menghapus bea masuk impor beras.
2.      Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kondisi pertumbuhan ekonomi tertinggi growth dan share-nya adalah tahun 2008 di kuadran II. Dikarenakan peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan asumsi terjadi peningkatan investasi ekspor. Ekspor akan menghasilkan devisa yang dapat digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pertambangan, dan menjadi industri yang menunjang perekonomian Indonesia.
3.      Sektor Industri Pengolahan
Kondisi pertumbuhan ekonomi paling tinggi growth dan share-nya adalah tahun 2012 di kuadran I. Kondisi ini tidak lepas dari kegiatan produksi disektor industri manufaktur. Pertumbuhan ekonomi terendah growth dan share-nya adalah tahun 1999 di kuadran III. Disebabkan oleh masih adanya sisa dampak krisis moneter tahun 1998, di mana industri manufaktur sangat terpukul karena banyaknya kredit macet yang menyebabkan kebangkrutan.
4.      Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Berdasarkan data yang terdapat di BPS pertumbuhan yang paling tinggi growth dan sharenya adalah pada tahun 2009. Kontribusi terbesar dari sector ini adalah 14,29%. Namun, pertubuhan ekonomi mulai melambat akibat menurunnya kinerja ekspor neto dan membengkaknya belanja Negara terutama subsidi energi.
5.      Sektor Bangunan
Kondisi pertumbuhan ekonomi sector bangunan yang paling tinggi growth dan sharenya adalah tahun 2010. Kondisi ini terjadi karena pada saat itu pemerintah merencanakan peningkatan pasar kontruksi yang didorong oleh upaya pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur di tanah air. Sementara itu kondisi yang paling rendah tahun 1999 yang menunjukkan bahwa sector bangunan pada tahun tersebut merupakan yang terburuk.
6.      Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Kondisi pertumbuhan ini yang paling tinggi growth dan sharenya yaitu tahun 2011 yang terjadi karena pada saat itu aktivitas perekonomian Indonesia cukup tinggi sehingga terjadi peningkatan perdagangan baik di tingkat besar maupun eceran yang masing-masingnya mengalami peningkatan, yang kemudian diikuti oleh subsector hotel dan restoran. Sedangkan titik terburuk pada tahun 1998-1999 karena krisis ekonomi.
7.      Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ketujuh dalam pendapatan nasional adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Menurut data dari BPS kondisi pertumbuhan ekonomi sektor pengangkutan dan komunikasi pada periode 1998 – 2014 yang paling tinggi terjadi pada tahun 2008, kondisi ini terjadi karena pada tahun 2008 sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi yang yang paling banyak karena sejalan dengan perbaikan infrastruktur yang terus dilakukan pemerintah, namun pertumbuhan paling rendah terjadi pada tahun 1999 dikarenakan terjadinya krisis moneter di tahun sebelumnya.
8.      Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sektor kedelapan yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, yang menurut data BPS periode 1998-2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008. Kondisi ini terjadi karena pada tahun 2008 masyarakat mulai aktif dalam kegiatan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 1999 perekonomian Indonesia kurang baik disebabkan oleh terjadinya krisis moneter pada tahun sebelumnya.
9.      Sektor Jasa
Sektor kesembilan yaitu sektor jasa yang menurut data dari BPS periode 1998 – 2014 menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi sektor jasa yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011, pertumbuhan sektor jasa lebih cepat daripada sektor industri.

C.    Potret Struktur Ekonomi Periode 1998-2014
Struktur Ekonomi dari Tinjauan Makro-Sektoral
            Berdasarkan tinjauan makro-sektoral, perekonomian suatu Negara dapat berstruktur agraris, industri atau niaga. Struktur perekonomian Indonesia pada tahun 1990-an masih agraris namun sekarang sudah berstruktur industri. Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perubahan struktur ekonomi yaitu sektor primer, sekunder, dan tersier. Pada periode 1998-2014 sektor yang paling baik kontribusinya terhadap PDB  yaitu sektor sekunder, walaupun begitu sektor tersier terlihat mulai meningkat setiap tahunnya seiring dengan perkembangan teknologi. Bertolak belakang dengan sektor sekunder, sektor primer  mengalami penurunan yang pada orde baru baik namun menurun seiring dengan berkembangnya sektor sekunder

Sumber:
Machmud, Amir. (2016). Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bank Sentral


BANK SENTRAL


Bank Sentral merupakan lembaga keuangan formal yang berbentuk badan hukum dimana dalam memutuskan kebijakan moneter akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat bunga, yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja perekonomian. Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI).
Sebagai sebuah Bank, maka Bank Sentral memiliki kesamaan dengan bank umum lainnya, antara lain:
1.      Melakukan fungsi  intermediasi
Bank Sentral dapat memberikan kredit kepada Bank-bank komersial, khususnya melalui fasilitas diskonto.
2.      Mengumpulkan dana
Dana yang dikumpulkan Bank Sentral ada yang bersifat wajib (giro wajib minimum, yaitu sejumlahdana yang harus disetorkan kepada Bank Sentral dari sejumlah dana deposito yang dikumpulkan Bank Komersial) dipenuhi oleh Bank-bank komersial dan ada yang dilakukan melalui mekanisme pasar (misalnya Bank Sentral menjual surat berharga milik pemerintah).
3.      Asetnya didominasi oleh aset finansial
Aset Bank Sentral didominasi oleh aset finansial.
4.      Motivasi utama pendirian Bank Sentral bukanlah memperoleh laba
Bank Sentral didirikan untuk menjaga stabilitas sektor moneter yang sangat menopang stabilitas perekonomian. Namun tidak berarti Bank Sental tidak dapat memperoleh nilai lebih usaha.
5.      Memperoleh hak monopoli mengedarkan uang kertas dan logam
Hanya Bank Sentral yang dapat mencetak dan mengedarkan uang kertas dan logam. Lembaga-lembaga keuangan selain Bank Sentral yang melakukan hal tersebut dapat dikenakan tindakan pidana, karena melakukan pemalsuan uang. Selain itu, Bank Sentral memiliki hak  menarik dari peredaran uang kertas dan logam yang lama atau dinyatakan tidak berlaku lagi.
6.      Berkedudukan di ibu kota negara
Sebagai lembaga negara di bidang keuangan, maka Bank Sentral sebuah negara berkedudukan di ibu kota negara.


FUNGSI & TUGAS BANK SENTRAL
Tugas utama Bank Sentral adalah menjaga stabilitas moneter perekonomian negara.  Beberapa fungsi utama yang biasanya dilakukan Bank Sentral adalah:
1.      Agen fiskal pemerintah

Bank Sentral berfungsi sebagai penasehatdan memberikan bantuan untuk mengelola berbagai masalah/transaksi keuangan pemerintah, misalnya menyimpan aset-aset milik pemerintah.
2.      Banknya Bank
Dikenal sebagai lender of last resort. Bank sentral memberi bantuan kepada Bank-bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas tetapi sulit mendapatkan dananya dari sumber dana lain, namun juga tidak semua bank yang kesulitan dana mendapat bantuan dari bank sentral. Sedangkan fungsi lender of last resort ini sangat menolong untuk mengatasi rasa panik masyarakat apabila terjadi gangguan atau masalah dalam perbankan secara nasional.
3.      Penentu dan pelaksana kebijakan moneter
Bank sentral bertugas mengendalikan jumlah uang yang beredar dan tingkat bunga dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter.
4.      Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan perbankan
Salah satu alasan kuat yang mendasari perlunya pengawasan, evaluasi, dan pembinaan perbankan adalah ketidaksempurnaan informasi yang menimbulkan eksternalitas yang merugikan. Hal tersebut dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang berupa tindakan-tindakan yang dapat merugikan pihak Bank maupun nasabah dan dapat menyebabkan Bank salah dalam melakukan seleksi penyaluran dana.
5.      Penanganan transaksi giro
Bank sentral mengawasi dan mengelola kegiatan-kegiatan transaksi yang menggunakan alat pembayaran giro, sebab jumlahnya sangat besar, antar bank, antar wilayah, dan antar negara.
6.      Riset-riset ekonomi
Riset-riset yang dilakukan bank sentral terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah dan perkembangan sektor moneter. Riset dilakukan oleh Bank Indonesia di bawah Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.


BANK SENTRAL DAN KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik atau yang diharapkan dengan mengubah jumlah uang yang beredar.
Tujuan dan Ruang Lingkup Kebijakan Moneter
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kebijakan moneter adalah mewujudkan kondisi ekonomi makro yang lebih baik atau yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator ekonomi makro sebagai berikut:
a.      Stabilitas pertumbuhan ekonomi

b.      Terciptanya lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran
c.      Stabilitas harga menurun atau laju inflasi dapat terkendali
d.      Stabilitas nilai tukar mata uang
Instrumen Kebijakan Moneter
a.      Operasi pasar terbuka
Pemerintah menjual dan membeli surat-surat berharga milik pemerintah, salah satu sekuritas yang sering digunakan Bank Indonesia untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar adalah adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dikeluarkan oleh BI, dimana BI memberikan balas jasa berupa pendapatan bunga kepada setiap pemilik SBI.
b.      Tingkat bunga diskonto
Fasilitas diskonto adalah pinjaman oleh Bank Sentral kepada Bank Umum. Hal ini bertujuan untuk membantu Bank Umum yang mengalami kesulitan dana dalam rangka eskpansi kredit.
c.      Giro wajib minimum (Reserve Requirement Ratio (RRR))
Jika Bank Sentral mengurangi RRR maka daya ekspansi kredit bank umum akan meningkat,sehingga jumlah uang beredar akan meningkat dan sebaliknya.
d.      Imbauan moral
Biasanya imbauan moral merupakan pernyataan Bank Sentral yang bersifat mengarahkan atau memberikan informasi yang lebih bersifat makro untuk dijadikan masukan bagi Bank Umum dalam pengelolaan aset dan kewajibannya.
Independensi Bank Sentral
Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Bank Sentral terlepas dari pengaruh  atau intervensi pihak-pihak lain, misalnya pemerintah dan parlemen. Sehingga kebijakan-kebijakan moneter yang diputuskan dan dilaksanakan Bank Sentral merupakan hasil yang paling optimal dan objektif.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Negara Indonesia
Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Indonesia berdasarkan Undang-undang Bank Sentral.  Pasal 1 angka 3 ayat (1) UU No.3 Tahun 2004 mengatakan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa, yang diukur dari perkembangan laju inflasi, serta terhadap mata uang negara lain, yang diukur dari perkembangan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang negara lain.
Struktur Organisasi Bank Sentral
Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur (pasal 36) yang terdiri atas seorang Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya empat orang, sebanyak-banyaknya tujuh orang Deputi Gubernur (pasal 37). Yang boleh menjadi Dewan Gubernur Bank Indonesia adalah Warga Negara Indonesia yang memiliki integritas dan moral yang tinggi serta memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, atau hukum (UU No. 3/2003 angka 9 yang merupakan perubahan dari Pasal 40 UU No. 23/19990. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (UU No.3/2004 angka 10).
Independensi Bank Indonesia
UU No. 3/2004 menyatakan dengan tegas bahwa Bank Indonesia adalah Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain.
Hubungan Dengan Pemerintah
Diatur berdasarkan undang-undang. Perkembangan hubungan tersebut sejalan dengan perkembangan dan perubahan undang-undang tersebut, yaitu undang-undang yang mengatur Bank Sentral.

Sumber:
Kristiani. (2011). Manajemen Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Surakarta: UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).


RINGKASAN MATERI AKUNTANSI

A.       PENGERTIAN AKUNTANSI 1.        Menurut AICPA (Accounting Institute of Certified Public Accountant) : Akuntansi adalah seni penc...