Wednesday, September 28, 2016

Akuntansi-Persediaan barang dagang


Persediaan Barang Dagang


1.  PERSEDIAAN
      Adalah barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau diproses kemudian dijual. Persediaan merupakan aktiva produktif yang dimliki oleh suatu perusahaan karena memiliki keterkaitan langsung dengan pendapatan perusahaan.
2.  SISTEM PENCATAAN
a.    Sistem Phisik/periodik
Pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi (pada saat akan menyusun laporan keuangan. Penilaian persediaan dilakukan dengan perhitungan secara fisik. Sedangkan pada waktu terjadi pembelian atau penjualan tidak dicatat dalam  rekening persediaan, tetapi dicatat dalam rekening pembelian dan rekening penjualan.
b.    Sistem Permanen/Perpetual/Terus-menerus
Pencatatan persediaan dilakukan secara kontinue/terus menerus yaitu setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan dicatat pula di dalam rekening persediaan.
3.  TRANSAKSI-TRANSAKSI DALAM PERSEDIAAN
Transaksi-transaksi sbb :
2 Jan 2010 CV Agung membeli barang dagang sebanyak 100 unit @Rp5.000,- Syarat                            pembayaran 2/10,n/30
4 Jan 2010 Dijual barang dagang sebanyak 75 unit kepada Toko Mekar @Rp6.000,-                              syarat 2/10,n/30
5 Jan 2010 barang dikembalikan sebanyak 20 unit oleh CV Agung karena cacat.
6 Jan 2010 barang diterima kembali oleh CV Agung sebanyak 5 unit karena kualitas                          tidak cocok.
12 Jan 2010 dilunasi seluruh utang.
14 Jan 2010 diterima seluruh piutang yang ada.
Buatlah jurnal dengan metode phisik dan perpetual!
Jawab :
Tgl
Transaksi
PHISIK
PERPETUAL
2010
2
Pembelian kredit
Pembelian                     Rp500.000
Persediaan barang dagang Rp500.000
Jan
Utang dagang                  Rp500.000
Utang dagang                  Rp500.000

4
Penjualan kredit (Toko Mawar)
Piutang dagang             Rp450.000
Piutang dagang           Rp450.000

Penjualan                       Rp450.000
Penjualan                          Rp450.000


HPP                          Rp375.000


   Persediaan barang dagang     Rp375.000

5
Retur pembelian
Utang dagang               Rp50.000
Utang dagang            Rp50.000

Retur pembelian                Rp50.000
Persediaan barang dagang    Rp50.000

6
Retur penjualan (Toko Mawar)
Retur penjualan            Rp30.000
Retur penjualan           Rp30.000

Piutang dagang                 Rp30.000
Piutang dagang                    Rp30.000


Persediaan barang dagang Rp25.000


HPP                                    Rp25.000

12
Pelunasan utang
Utang dagang            Rp450.000
Utang dagang          Rp450.000

Kas                                 Rp441.000
Kas                                   Rp441.000

Potongan pembelian         Rp   9.000
Persediaan barang dagang  Rp   9.000

14
Pelunasan piutang (Toko Mawar)
Kas                           Rp411.600
Kas                                  Rp411.600

Potongan penjualan    Rp8.400
Persediaan barang dagang Rp8.400

Piutang dagang                Rp420.000
Piutang dagang                  Rp420.000

v Transaksi dalam kartu persediaan yang ada unsur PPN
Pada dasarnya setiap barang dagangan adalah barang kena pajak (BKP). Oleh sebab itu, jika penjual termasuk pengusaha kena pakal (PKP), setiap penyerahan/penjualan BKP wajib memungut PPN dari pembeli sebesar 10% dari harga barang. Demikian juga jika yang diserahkan termasuk barang mewah penjual wajib membayar PPnBM sesuai dengan tarif yang berlaku.
Adapun perlakuan PPN tersebut bagi penjual adalah sebagai kewajiban yang dicatat dengan mengkredit akun PPN Keluaran (VAT Out), sedangkan PPnBM dicatat dengan mengkredit akun Utang PPN (VAT Payable) dan PPnBM bagi pembeli, PPN disebut PPN Masukan (VAT In) dengan perlakuan sebagai berikut :
1.    Jika pembeli belum termasuk PKP, maka nilai PPN tersebut ditambahkan dengan harga beli barang.
2.    Jika pembeli termasuk PKP, maka nilai PPN dicatat dengan mendebit akun PPN masukan dan mengkredit akun PPN keluaran yang dipungut ketika menyerahkan/menjual BKP.
3.   
Apabila terjadi retur penjualan, maka selain mendebit akun retur penjualan, penjual juga akan mendebit PPN Keluaran sebesar 10% dari harga barang yang dikembalikan.
Demikian sebaliknya, jika pembeli merupakan PKP, maka disamping mengkredit akun retur pembelian (metode fisik) atau akun persediaan (metode perpetual), juga akan mengkredit akun PPN Masukan sebesar 10% dari harga barang yang dikembalikan.

Jika barang yang dibeli termasuk barang mewah, maka nilai PPnBM ditambah dengan harga beli barang.











Soal :
Transaksi-transaksi yang terjadi di UD.Lancar adalah sbb:
a)    Dibeli secara kredit barang X di Toko Aneka sebanyak 500 unit , dengan HPP Rp 30.000.000,- + PPN 10% dan syarat 2/10,n/30.
b)    Dikembalikan 15 unit barang X pada Toko Aneka karena rusak, HPP Rp 900.000,- + PPN 10%.
c)    Dijual 100 unit barang X secara kredit kepada Tn. Budi seharga Rp 10.000.000,- dengan syarat 3/10,n/30, HPP per unit Rp 60.000,-
d)    Dibayar biaya angkut pembelian Rp 400.000,- dan dipotong PPh Pasal 23 sebesar 2%.
e)    Dibayar utang kepada Toko Aneka setelah dikurangi retur dan potongan 2%.
f)    Tn.Budi mengembalikan 5 unit barang X ke perusahaan seharga Rp 500.000,-
Diminta :
Buatlah jurnal secara fisik dan perpetual !


Jawab :
Perhitungan :
e) Pembelian + PPN 10%              = Rp 33.000.000
    Retur pembelian + PPN 10%      =(Rp     990.000)
    Utang yang tersisa                   = Rp 32.010.000
ð  Potongan pembelian  = 2% x Rp 32.010.000
ð                               = Rp 640.200 (100%+10%)
Terdiri dari :
ð  Potongan pembelian =  x Rp 640.200= Rp 582.000
ð  PPN Masukan           =  x Rp 640.200= Rp 58.200

4.  PERSEDIAAN
a.    Barang dalam perusahaan
b.    Barang dalam perjalanan
1.    FOB Shipping Point
Dalam perjanjian ini, hak kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli pada saat barang keluar dari gudang penjual atau telah sampai pada perusahaan jasa pengiriman. Jadi, barang yang ada dalam perjalanan merupakan milik pembeli. Sehingga pembeli harus memasukkan barang tersebut dalam perhitungan fisik persediaan.Sedangkan bagi penjual, barang dalam perjalanan tersebut tidak dimasukkan sebagai bagian dari persediaan mereka.
2.    FOB Destination Point
Dalam perjanjian ini, perpindahan hak kepemilikan barang dari penjual ke pembeli terjadi pada saat barang sampai di gudang pembeli. Jadi barang dalam perjalanan merupakan milik penjual, sehingga penjual  harus memasukkan barang tersebut dalam perhitungan fisik perusahaan. Sebaliknya, bagi pembeli, barang dalam perjalanan tersebut tidak boleh diakui sebagai persediaan mereka.
5.  SISTEM PENILAIAN PERSEDIAAN
a.    Metode Fisik
1.  Tanda Pengenal Khusus
Persediaan dagang dinilai dengan :
v Barang yang tanda pengenalnya disebutkan
v Jumlah unit dikalikan dengan harga sesuai dengan tanda pengenalnya.
2.  Metode Rata-rata
Terdiri dari :
a.    Rata-rata sederhana
Harga per unit =
b.    Rata-rata tertimbang
Harga per unit =
3.  FIFO/MPKP
Apabila memakai metode ini, barang ang pertama kali masuk dianggap barang yang pertama kali dikeluarkan (dijual). Sehingga nilai persediaan akhir dihitung dari pembelian yang paling akhir.
4.  LIFO/MTKP
Apabila memakai metode iini, barang yang terakhir kali masuk dianggappertama kali yang dikeluarkan(dijual).Sehingga nilai persediaan akhir dihitung dari barang yang masuk di gudang paling awal.
5.  Basic Stock/Persediaan dasar
Apabila memakai metode ini, perusahaan menentukan Basic Stock/persediaan dasar yang sudah ditetapkan harganya. Dalam hal ini ada kemungkinan :


a.    Persediaan dasar < Persediaan yang sebenarnya, Cara menghitung :
·       Unit Basic Stock x Rp XX                             =Rp XX
·       Kekurangannya, Unit x Harga pasar               =Rp XX +
      Nilai Persediaan akhir                      Rp XX
*Harga Pasar = Harga Pembelian Terakhir
b.    Persediaan dasar > Persediaan yang sebenarnya, cara mengitung :
·       Unit Basic Stock x Rp XX                         =Rp XX
·       Kelebihannya, Unit x Harga pasar              =Rp XX -
    Nilai Persediaan akhir                              Rp XX
6.  Metode Taksiran
Penilaian persediaan akhir dengan metode taksiran perusahaan, alasannya jika :
a.    Data perusahaan mengenai persediaan tidak ada
b.    Banjir atau kebakaran
c.    Mengetahui persediaan secara berkala
Bisa dilakukan dengan 2 cara :
a.    Metode harga eceran
Langkah-langkahnya :
1.  mengetahui harga eceran atau harga jual
2.  barang siap dijual (baik menurut harga perolehan maupun harga eceran)
3.  menghitung persediaan akhir menurut harga eceran, rumusnya :
Barang siap dijual menurut Harga Eceran – Total Penjualan
 


4.  Mencari Rasio, rumusnya :
b.    Metode laba bruto
1.  Ada data 2 neraca, tahun lalu dan tahun ini
2.  mengetahui prosentase laba bruto tahun lalu dengan rumus :
3.  menghitung laba bruto tahun ini berdasarkan prosentase laba bruto tahun lalu
4.  menghitung nilai persediaan akhir dengan rumus :
        Barang siap dijual                           Rp XX
          Penjualan bersih     Rp XX
          Laba bruto                (Rp XX)
          HPP                                                    (Rp XX)
          Persediaan akhir                             Rp XX
7.  Metode Nilai Pengganti
Apabila menggunakan metode ini, maka persediaan belum tentu dihitung berdasarkan harga perolehan atau harga pasar. Akan tetapi, diambil diantara 2 harga itu harga yang termurah/terendah.
Perhitungan bisa dilakukan dengan 3 cara :
a.    Individual
b.    Kelompok
c.    Total
Dari 3 cara itu bisa kita bandingkan antara harga perolehan dan harga terendah sehingga akan mucul jurnal penyesuaian apabila :
v Harga perolehan < Harga terendah
Harga Perolehan – Harga Terendah
AJE :
Rugi penurunan nilai persediaan barang         Rp XX
    Cadangan penurunan nilai persediaan barang        Rp XX
v Apabila harga perolehan  Nilai terendah, maka tidak akan muncul AJE.
*      Apabila ada kerugian :
*      Dianggap kecil
*      Phisik :
Persediaan barang dagang
      Ikhtisar Laba Rugi
*      Perpetual
HPP                   
      Persediaan
*      Dianggap besar
*      Phisik :
Rugi penurunan nilai persediaan
Perpetual :
Rugi penurunan nilai persediaan
Contoh Soal :
A.  Daftar Persediaan barang dagang UD.Jaya pada bulan Februari 2010 sbb :
1 Febuari 2010 Persediaan 15 unit @ Rp 2.000
3 Februari 2010 Pembelian 20 unit @ Rp 2.050
10 Februari 2010 Pembelian 30 unit @ Rp 2.100
14 Februari 2010 Pembelian 20 unit @ Rp 2.150
18 Februari 2010 Pembelian 25 unit @ Rp 2.200
24 Februari 2010 Pembelian 10 unit @ Rp 2.250
26 Februari 2010 Pembelian 25 unit @ Rp 2.300
27 Februari 2010 Pembelian 10 unit @ Rp 2.350
28 Februari 2010 di gudang masih ada barang 55 unit
Diminta :
Hitunglah nilai persediaan akhir barang dagang apabila dinilai dengan metode :
a.    Tanda pengenal khusus dengan rincian sbb :
40% adalah barang pembelian pada tanggal 10 Februari 2010
30% adalah barang yang dibeli pada tangal 14 Februari 2010
30% adalah barang yang dibeli pada tanggal 26 Februari 2010
b.    Metode rata-rata (baik rata-rata sederhana maupun rata-rata tertimbang
c.    FIFO/MPKP
d.   LIFO/MTKP
e.    Basic Stock, apabila :
1.  Persediaan dasar ditetapkan sebesar 50 unit @ Rp2.150
2.  Persediaan dasar ditetapkan sebesar 65 unit @ Rp2.150
Jawab :
a.    Tanda pengenal khusus
Nilai persediaan akhir barang dagang :
10 Februari 2010 = (40% x 55 unit) x Rp 2.100 = 22 x Rp 2.100   = Rp 46.200
14 Februari 2010 = (30% x 55 unit) x Rp 2.150 = 16,5 x Rp 2.150 = Rp 35.475
26 Februari 2010 = (30% x 55 unit) x Rp 2.300 = 16,5 x Rp 2.300 = Rp 37.950                        = 55 unit                                                                =Rp 119.625

b.    Metode Rata-rata
1.    Rata-rata sederhana =
                              =  
                          =
                          = Rp 2.175
Nilai Persediaan akhir = 55 unit x Rp 2.175 = Rp 119.625
2.    Rata-rata tertimbang =
ð
ð
ð
ðRp2.165
Nilai Persediaan akhir = 55 unit x Rp2.165 = Rp 119.075
c.    Metode FIFO
Pembelian 27 Feb 2010 = 10 unit x Rp 2.350 = Rp 23.500
Pembelian 26 Feb 2010 = 25 unit x Rp 2.300 = Rp 57.500
Pembelian 24 Feb 2010 = 10 unit x Rp 2.250 = Rp 22.500
Pembelian 18 Feb 2010 = 10 unit x Rp 2.200 = Rp 22.000
                                = 55 unit                = Rp  125.500
d.   Metode LIFO
Persediaan 1 Feb 2010  = 15 unit x Rp 2.000 = Rp 30.000
Pembelian 3 Feb 2010   = 20 unit x Rp 2.050 = Rp 41.000
Pembelian 10 Feb 2010 = 20 unit x Rp 2.100 = Rp 42.000
= 55 unit                = Rp113.000
e.    Basic Stock
1.  Persediaan dasar ditetapkan sebesar 50 unit @ Rp2.150
Persediaan dasar < Persediaan sebenarnya
50 unit x Rp 2.150      = Rp 107.500
5 unit x Rp 2.350        = Rp  11.750
Nilai Persediaan akhir = Rp 119.250
2.  Persediaan dasar ditetapkan sebesar 65 unit @ Rp2.150
Persediaan dasar > Persediaan sebenarnya
65 unit x Rp 2.150      =  Rp 139.750
10 unit x Rp 2.350      = (Rp  23.500)
Nilai Persediaan akhir = Rp 116.250
B.   
Keterangan
Menurut Harga Perolehan
Menurut Harga Eceran
Persediaan awal
Rp 5.000.000
Rp 6.200.000
Pembelian
Rp 21.000.000
Rp 22.500.000
Retur pembelian
Rp 1.000.000
Rp 1.200.000
Total Penjualan

Rp 15.000.000

Ditanya :
1)  Barang siap dijual baik menurut Harga Eceran maupun Harga Perolehan
2)  Hitunglah nilai persediaan akhir berdasarkan Harga Eceran
3)  Hitunglah rasio barang yang dijual menurut harga perolehan terhadap harga eceran
4)  Hitunglah nilai persediaan akhir berdasarkan harga perolehan





Jawab :

1) Harga Eceran
Persediaan awal                               Rp 6.200.000
Pembelian               Rp22.500.000
Retur pembelian     (Rp 1.200.000)
Pembelian bersih                            Rp21.300.000
Barang siap dijual                            Rp27.500.000
Harga Perolehan
Persediaan awal                               Rp 5.000.000
Pembelian               Rp21.000.000
Retur pembelian     (Rp 1.000.000)
Pembelian bersih                            Rp20.000.000
Barang siap dijual                            Rp25.000.000


2) Nilai persediaan akhir menurut Harga Eceran
Barang siap dijual menurut Harga Eceran         Rp 27.500.000
Penjualan                                                   (Rp 15.000.000)
Persediaan akhir menurut Harga Eceran          Rp 12.500.000
3) Rasio barang siap dijual menurut harga perolehan terhadap harga eceran
Rasio =
       =
         = 90,9 %
4) Nilai Persediaan akhir menurur Harga Perolehan
90,9 % x Rp 12.500.000 = Rp 11.362.500
C.  Toko MURAH menghitung nilai persediaan dengan metode “Harga Eceran”. Dari kegiatan selama tahun 1994, diperoleh data antara lain sbb :
-      Persediaan awal periode                           Rp 8.250.000
-      Total pembelian tahun 1994                       Rp 45.750.000
-      Total penjualan (netto) tahun 1994             Rp 69.000.000
Jika harga penjualan/eceran dari seluruh barang ditaksir Rp 81.000.000, maka tentukan:
a.    Barang siap dijual menurut harga perolehan maupun harga eceran
b.    Nilai persediaan akhir menurut harga eceran
c.    Rasio barang siap dijual menurut harga perolehan terhadap harga ecean
d.   Nilai persediaan akhir menurut harga perolehan
Jawab :
a.    Barang siap dijual menurut harga perolehan maupun harga eceran
Persediaan awal                                          Rp  8.250.000
Pembelian                                                  Rp 45.750.000
Barang siap dijual (menurut Harga Perolehan)  Rp 54.000.000
Barang siap dijual (menurut Harga Eceran)      Rp 81.000.000
b.    Nilai persediaan akhir menurut harga eceran
Barang siap dijual (menurut Harga Eceran)      Rp 81.000.000
Penjualan                                                   (Rp 69.000.000)
Sisa barang (persediaan akhir)                      Rp 12.000.000
c.    Rasio barang siap dijual menurut harga perolehan terhadap harga ecean
Rasio  = û
            =
=66,67 %

d.   Nilai persediaan akhir menurut harga perolehan
ð66,67% û Rp 12.000.000 = Rp 8.000.400
D.  
Keterangan
Tahun 2012
Tahun 2013
Persediaan awal
Rp 2.000.000
Rp 2.500.000
Pembelian
Rp 18.500.000
Rp 20.500.000
Retur Pembelian
Rp 400.000
Rp 900.000
Potongan Pembelian
Rp 100.000
Rp 100.000
Penjualan
Rp 22.000.000
Rp 26.000.000
Retur penjualan
Rp 200.000
Rp 200.000
Diminta :
1)  Hitunglah % laba bruto tahun 2012
2)  Hitunglah laba bruto tahun 2013
3)  Hitunglah persediaan akhir tahum 2013
Jawab :
1)  % laba bruto tahun 2012
Penjualan                                                                            Rp 22.000.000
Retur penjualan                                                                   (Rp    200.000)
  Penjualan bersih                                                                 Rp 21.800.000
Persediaan awal                                                Rp 2.000.000
Pembelian                                     Rp 18.500.000
Retur pembelian         Rp 400.000
Potongan pembelian    Rp 100.000
                                                  (Rp 500.000)
  Pembelian bersih                                             Rp 18.000.000
Barang siap dijual                                              Rp 20.000.000
Persediaan akhir                                               (Rp 2.500.000)
  HPP                                                                                 (Rp 17.500.000)
Laba bruto                                                                          Rp   4.300.000
%Laba bruto    =
                   =
                   = 19,7%
2)  Laba bruto tahun 2013
Persediaan awal                                                Rp 2.500.000
Pembelian                                     Rp 20.500.000
Retur pembelian         Rp 900.000
Potongan pembelian    Rp 100.000
                                                  (Rp 1.000.000)
  Pembelian bersih                                             Rp 19.500.000
Barang siap dijual                                              Rp 22.000.000
Penjualan                                     Rp 26.000.000
Retur penjualan                             (Rp   200.000)
Penjualan bersih                            Rp 25.800.000
Laba bruto
=19,7% x Rp 25.800.000       =       (Rp 5.082.600)
HPP                                                                (Rp 20.717.400)
Persediaan akhir                                               Rp  1.282.600
E.  Tabel Penilaian Persediaan barang
No
Jenis barang/nama barang
Unit
Harga/unit
Harga Perolehan
Harga Pasar
1
Pakaian wanita




Kualitas A
25
 Rp          200.000
 Rp          230.000

Kualitas B
20
 Rp          180.000
 Rp          160.000

Kualitas C
30
 Rp          150.000
 Rp          135.000
2
Pakaian pria




Kualitas A
20
 Rp          300.000
 Rp          310.000

Kualitas B
10
 Rp          250.000
 Rp          230.000

Kualitas C
15
 Rp          200.000
 Rp          210.000
3
Pakaian anak-anak




Kualitas A
40
 Rp            60.000
 Rp            50.000

Kualitas B
25
 Rp            40.000
 Rp            45.000

Kualitas C
20
 Rp            25.000
 Rp            20.000
1)  Dari soal tersebut diatas buatlah tabel penilaian persediaan dengan metode nilai pengganti secara :
a.    Individual
b.    Kelompok
c.    Total
2)  Buatlah AJE
Jawab :
1)  Tabel penilaian persediaan barang
2)  AJE
a.    Individual
Harga Perolehan > Harga terendah
=Rp28.500.000-Rp26.950.000
=Rp 1.550.000
AJE : Rugi penurunan nilai persediaan    Rp 1.550.000
               Cad.penurunan nilai persediaan                 Rp 1.550.000
b.    Kelompok
Harga Perolehan > Harga terendah
=Rp 28.500.000-Rp28.025.000
=Rp 475.000
AJE : Rugi penurunan nilai persediaan    Rp 475.000
               Cad.penurunan nilai persediaan                Rp 475.000
c.    Total
Harga Perolehan > Harga terendah
=Rp 28.500.000-Rp 28.175.000
=Rp 325.000
AJE : Rugi penurunan nilai persediaan    Rp 325.000
               Cad.penurunan nilai persediaan                Rp 325.000
b.    Metode Perpetual
1.    FIFO/MPKP (First In First Out/Masuk Pertama Keluar Pertama)
Barang yang pertama masuk (dibeli) akan dikeluarkan (dijual) terlebih dahulu).
2.    LIFO/MTKP (Last In First Out/Masuk Terakhir Keluar Pertama)
Barang yang terakhir kali masuk(dibeli) maka akan dijual atau dikeluarkan terlebih dahulu.
3.    Rata-rata Begerak (Moving Average Method)
Adalah suatu metode dimana setiap ada pembelian barang (barang masuk) harus dicari harga rata-ratanya dengan cara : jumlah unit barang sebagai pembagi dari total harga.
Setiap ada transaksi penjualan barang (pengeluaran barang) maka Harga Pokok Penjualan adalah :
unit barang yang dijual x Harga rata-rata bergerak
v Dalam metode ini,Penilaian persediaan barang dihitung dengan cara membuat kartu persediaan.*
v Menghitung laba bruto/laba kotor :
Jumlah unit yang dijual x Harga Jual              RpXX
HPP                                                                                    (RpXX)
Laba bruto                                                                        RpXX

Contoh Soal :
Daftar persediaan barang dari UD.Lancar pada bulan Juni 2012 sbb :
1 Juni 2012 Persediaan awal 15 unit @Rp 4.000
5 Juni 2012 Pembelian 25 unit @Rp Rp 4.100
10 Juni 2012 Penjualan 20 unit
15 Juni 2012 Pembelian 35 unit @Rp Rp 4.200
20 Juni 2012 Penjualan 40 unit
25 Juni 2012 Pembelian 30 unit @Rp Rp 4.300
28 Juni 2012 Penjualan 35 unit
30 Juni 2012 Pembelian 20 unit @Rp Rp 4.400
Diminta :
·       Buatlah kartu persediaan dengan metode :
1.  FIFO
2.  LIFO
3.  Moving Average Method
·       Misal : Harga Jual per unit = Rp 4.350
Hitunglah laba kotor apabila :
Nilai persediaan akhir dinilai dengan metode               1) FIFO
                                                                         2) LIFO
                                                                         3)Moving Average Method


Jawab :
1.  FIFO
2.  LIFO
3.  Moving Average Method
·       Menghitung laba bruto :
1.  FIFO
Penjualan = 95 x Rp 4.350=   Rp 413.250
HPP                                    (Rp395.500)
Laba bruto                          Rp  17.750
2.  LIFO
Penjualan = 95 x Rp 4.350=   Rp 413.250
HPP                                   (Rp 398.500)
Laba bruto                          Rp  14.750
3.  Moving Average Method
Penjualan = 95 x Rp 4.350=   Rp 413.250
HPP                                   (Rp 396.010)
Laba bruto                          Rp  17.240

5.  LAPORAN PERSEDIAAN

1 comment:

RINGKASAN MATERI AKUNTANSI

A.       PENGERTIAN AKUNTANSI 1.        Menurut AICPA (Accounting Institute of Certified Public Accountant) : Akuntansi adalah seni penc...